aku hanyalah seorang pengembara di bumi Allah yg fana..
~yakin pada Allah bknlah mengharap terkabul segala hrpn..yakin pada Allah bkn mgharap keindahan nikmat..yakin pada Allah adalah meletakkan keredhaan pd ketentuanNya..rasa bahagia dgn ujian walaupun perit..disitu air mata yg menitis terasa bernilai buat menyiram api neraka..indahnya tarbiyah Allah..tersirat rahmat dan ujian..diuji kita sbg tanda sygNya..~

Followers

Sunday 17 January 2010

Berubah...Jangan Sesali Takdir

Dalam QS. Ar-Ra’d ayat 11 Allah berfirman : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ”

taqdir di bagi dua 1). Taqdir Mubram (tidak bisa diubah; seperti ajal maut) 2). Taqdir Ghair Nubram (takdir yang bisa di ikhtiarkan oleh manusianya sendiri seperti rezeki dsbnya).

Taqdir (Ghair Nubram) sebenarnya ada campur tangan manusia. Apa maksudnya? Seringkali kita mendengar ayat Al-quran yang mengatakan : “Allah tidak akan merubah apa yang ada bersama (keadaan) suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya”. Sebenarnya taqdir baik atau tidak, nasib baik atau tidak, sebagian besar tergantung pada manusia. Ada 3 tahap yang dilalui sebelum jatuhnya taqdir manusia, yaitu :

  1. Qauli
  2. Syar’i
  3. Ghaibi

Contoh paling mudah adalah ketika kita melalui suatu ujian. entah itu ujian di sekolah, ujian kehidupan, ujian untuk memasuki suatu perguruan tinggi maupun ujian apa sekalipun. bagaimana caranya kita dapat bernasib baik atau bertaqdir baik adalah melalui proses diatas.

Pertama Qauli. Qauli disini artinya mengusahakan untuk mendapatkan keputusan yang terbaik dengan mempersiapkan segala sesuatu alias belajar dengan baik. Jika kita tidak belajar dengan baik maka jangan salahkan taqdir kalau keputusan tidak seperti yang kita harapkan atau kita gagal.

Jika kita sudah mempersiapkan diri dengan baik langkah berikutnya adalah melaksanakan syar’i.

Syar’i ini adalah bahwa kita tidak boleh meninggalkan ibadah wajib yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dan jangan lupa untuk berdoa agar kita diberikan kemudahan dalam melaksanakan ujian dan diberikan hasil yang terbaik. Jika kita tidak melakukan tahap kedua ini dan mendapatkan taqdir yang jelek maka sekali lagi jangan salahkan taqdir. Dan sesungguhnya hanya dengan doa yang terijabah kita dapat merubah taqdir.

Tahap ketiga, Ghaibi adalah keyakinan bahwa apapun yang terjadi adalah kehendak Allah SWT. artinya ketika kita telah melaksanakan tahap pertama dan kedua dengan baik, namun mendapatkan hasil yang tidak baik atau gagal maka itu adalah kehendak Allah, mungkin Allah telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik untuk kita.

contohnya,kita telah belajar dengan baik, mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, berdoa, tidak meninggalkan ibadah wajib bahkan mungkin disertai dengan ibadah2 sunah seperti tahajud namun ternyata gagal atau tidak cemerlang, maka itu sudah kehendak Allah.

Yang pasti Allah akan memberikan sesuatu yang terbaik bagi hambaNya yang bertawaqal. dan yakinlah sesunggugnya, Allah tidak pernah menzalili hambaNya. Setiap kehidupan kita, bagaimana kita mendapatkan rezeki itu juga melalui 3 rangkaian tahapan tersebut. apapun yang terjadi pada diri kita maka 3 rangkaian itu berpengaruh. Termasuk dalam mencari jodoh, mengharungi kehidupan sehari-hari dan sebagainya.

Ada hikmah yang dapat kita ambil dari taujih ini, bahwa kita harus berusaha sebaik-baiknya. Dalam sebuah hadist Qudsi dikatakan bahwa “Allah menyukai seorang pemberi makan kuda karena ia melaksanakan pekerjaannya dengan baik / bersungguh-sungguh”. Artinya meskipun manusia menganggap pekerjaan itu suatu pekerjaan yang mudah jika kita bisa mengerjakannya dengan baik maka Allah akan menyukainya dan akan memberikan rezeki yang halal dan berkah.

melakukan sesuatu secara profesional dan terbaik, sebenarnya telah diajarkan oleh islam. Pasti sering kita mendengar kalimat ini “Jika hari ini sama dengan hari semalam, maka termasuklah kita dalam orang- orang yang merugi, jika hari ini lebih buruk dari hari semalam pula, maka celakalah kita”

dapat dibayangkan jika semua umat islam menyadari hal ini dan dapat melaksanakan setiap pekerjaan yang dibebankan padanya dengan baik maka bisa dilihat dalam waktu singkat umat islam akan maju. Mari bermuhasabah , sudahkah kita melaksanakan setiap pekerjaan dengan baik?

Jadi jangan sekali- kali salahkan taqdir sedang kita tidak berusaha untuk mendapatkan yang terbaik.

No comments:

Post a Comment